Jumat, 26 Oktober 2012
Kultur Sekolah, Perbaikan Mutu Sekolah
Posted by Unknown | Jumat, 26 Oktober 2012 | Category:
wacana
|
school culture
Setiap sekolah memiliki keunikan budayanya sendiri – sendiri yang melekat dalam ritual dan tradisi sejarah dan pengalaman sekolah. Budaya sekolah ini menurut Cavanagh dan Dellar dihasilkan dari persepsi individu dan persepsi kolektif yang ada di sekolah, serta interaksi antar personal sekolah, orangtua, dan sistem pendidikan.
Terdapat perbedaan yang sangat jelas antara kultur sekolah yang bermutu baik dengan kultur sekolah yang bermutu kurang. Kultur sekolah yang sehat memberikan peluang sekolah dan warga sekolah untuk berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki semangat tinggi dan akan mampu terus berkembang. Kultur sekolah yang kokoh memberi indikasi bahwa ia telah memasuki ketiga tingkatan kehidupan, yakni terpendam dalam asumsi dasar, termuat dalam nilai dan keyakinan, dan terpateri dalam tindakan dan berbagai artifak lainnya.
Sekolah yang bermutu sudah pasti memiliki kultur
sekolah yang sehat dan kuat. Kondisi sekolah yang demikian memiliki ciri – ciri
antara lain yakni :
1.
Memiliki visi,
misi, dan tujuan yang jelas
2.
Memiliki
komitmeny tinggi untuk unggul
3.
Memiliki
kepemimpinan yang mumpuni
4.
Memiliki
kesempatan untuk belajar dan pengaturan waktu yang jelas
5.
Memiliki kondisi
lingkungan yang aman, kondusif, dan teratur
6.
Memiliki
hubungan yang baik antara rumah dan sekolah
7.
Mampu
memonitoring kemajuan siswa secara berkala
Untuk memperbaiki sekolah maka diperlukan adanya
pengembangan kultur sekolah yang sehat. Dengan adanya kultur sekolah yang sehat
ini diharapkan nantinya akan memperbaiki kinerja sekolah, dan pada akhirnya
akan memperbaiki mutu sekolah.
Untuk membangun sebuah kultur sekolah yang sehat
maka diperlukan adanya penciptaan kondisi yang mendukung yakni :
1.
Pemilihan
urgensi secara berkesinambungan
2.
Pengembangan
unit kerja dan kepemimpinan kerja
3.
Pembiasaan
kesederhanaan sekolah
4.
Pengembangan
jenjang sependek mungkin
5.
Pengurangan
birokrasi yang berlebih
Selain itu, untuk membangun kultur sekolah baru yang
pro perbaikan mutu, maka kepemimpinan sekolah perlu :
1. Mengetahui dan
memahami secara realistik kultur yang ada. Mana yang mendukung
perbaikan mutu
dan mana yang tidak
2.
Membangun kultur
baru, dengan cara :
a.
Memotong nilai
kultural lama yang buruk dengan menghentikan ritual praktiknya
b.
Memperkenalkan
praktik baru dan mengkaitkannya dengan elemen kkultural yang masih
relevan
c.
Memperkenalkan
praktek baru dan landasan nilai yang akan dikembangkan
d.
Mengaitkan
praktik baru dengan hasil yang nyata
e. Banyak membicarakan kaitan antara praktik baru
dengan nial yang diinginkansumber: Sosiologi pendidikan, Farida hanum,kanwa publisher, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Currently have 0 komentar: