Minggu, 09 Desember 2012

BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Posted by Unknown | Minggu, 09 Desember 2012 | Category: |

 
social interaction 


1.  Interaksi sosial asosiatif
            Merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Bentuk interaksi sosial asosiatif  antara  lain :
     a.   Kerja sama (Cooperation)
Merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi yang dilakukan oleh  seseorang atau sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. 
Kerja sama dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :

  • Kerja sama spontan, yaitu kerja sama yang timbul secara spontan
  • Kerja sama langsung, yaitu kerja sama yang terjadi karena adanya perintah atasan atau penguasa
  • Kerja sama kotrak, yaitu kerja sama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui bersama untuk jangka waktu tertentu
  • Kerja sama tradisional, yaitu kerja sama yang terbentuk karena adanya sistem tradisi yang kondusif.
Pada masyarakat pedesaan, pola kerjasama didorong oleh motivasi untuk :
  • Menghadapi tantangan alam yang masih “keras”
  • Melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga massal
  • Melaksanakan upacara yang sifatnya sakral (suci)
  • Menghadapi serangan musuh dari luar
Pada masyarakat kota motivasi kerjasamanya berupa:
  • Memperoleh keuntungan ekonomis secara efektif dan efisien
  • Menghindari persaingan bebas, maka dibentuklah semacam asosiasi atau perserikataan, baik di bidang ekonomi, politik, kesenian, dll.
  • Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa di bidang bela negara dan cinta tanah air

     b.    Akomodasi (Accomodation)
Merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan kelompok untuk meredakan pertentangan.
Akomodasi mempunyai dua aspek pengertian, yaitu :

  • Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan
  • Pada suatu keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Akomodasi didahului oleh adanya dua kelompok atau lebih yang saling bertikai. Masing-masing kelompok dengan kemauannya sendiri berusaha untuk berakomodasi menghilangkan gap atauu barier yang menjadi pangkal pertentangan sehingg konflik mereda.

Tujuan dari akomodasi yaitu :

  • Mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan politik, atau permusuhan antar suku atau antar negara
  • Mencegah terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada benturan fisik
  • Mengupayakan terjadinya akomodasi di antara masyarakat yang dipisahkan oleh sistem kelas atau kasta
  • Mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara kelompok kesukuan atau ras.

     c.     Asimilasi (Assimilation)
Merupakan proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. 
Asimilasi akan terjadi apabila:

  • Ada perbedaan kebudayaan antara kedua belah pihak
  • Ada interaksi intensif antara kedua pihak
  • Ada proses saling menyesuaikan
Proses asilmilasi bisa terjadi bila ada hal-hal yang mendukung serta akan sulit terjadi jika ada faktor yang menghambat. Berikut ini  merupakan faktor pendukung dan penghambat proses asimilasi :

No.
Faktor Pendukung
No.
Faktor Penghambat
1

2

3

4

5

6
7
Adanya toleransi antar kebudayaan yang berbeda
Adanya sikap menghargai terhadap orang asing dan kebudayaannya
Adanya kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang
Adanya sikap terbuka dari golongan penguasa
Adanya kesamaan dalam berbagai unsur budaya
Terjadinya perkawinan campuran
Adanya musuh bersama dari luar
1

2

3

4

5

6
7
Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok
Rendahnya pengetahuan tentang kebudayaan lain
Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain
Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu
Adanya perbedaan ciri-ciri ras yang mencolok
Adanya perasaan in-group yang kuat
Adanya perbedaan kepentingan

     d.    Akulturasi (Acculturation)
Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan  itu sendiri. Proses akulturasi sudah terjadi sejak zaman dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia. Migrasi antarkelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda telah menyebabkan individu-individu dalam kelompok itu dihadapkan dengan unsur kebudayaan asing.

2.  Interaksi sosial disosiatif

Merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah perpecahan. 
Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain :
     a.     Persaingan (Competition)
Merupakan suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik. konsep tersebut merupakan definisi persaingan yang “sehat” dengan pola aturan main yang wajar.
             
Persaingan memiliki fungsi yang dinamis, yaitu :

  • Menyalurkan daya kreativitas yang dinamis
  • Menyalurkan daya juang yang sifatnya kompetitif
  • Memberikan stimulus atau rangsangan dinamis untuk berprestasi secara optimal
  • Menyeleksi penempatan atau kedudukan seseorang dalam hierarki organisasi secara tepat sesuai dengan kemampuannya
  • Menghasilkan spesialisasi keahlian yang menghasilkan sistem pembagian kerja secara efektif.
Ruang lingkup persaingan meliputi :

  • Sosial ekonomi, seperti bidang perdagangan
  • Sosial budaya, seperti bidang kesenian dan keolahragaan
  • Sosial politik, seperti bidang pemerintahan dan organisasi politik
  • Keagamaan, misalnya di antara kelompok-kelompok atau sekte yan berlainan paham keagamaannya.
Dalam suatu persaingan diharapkan dapat menghasilkan  :

  • Perubahan sikap dan kepribadian yang makin mantap
  • Daya juang yang dinamis dan progresif
  • Timbulnya rasa percaya diri
  • Makin kokohnya solidaritas dan kebanggaan politik.

     b.    Kontravensi
Merupakan bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan (konflik). Wujud dari kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara sembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok, maupun terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
             
Bentuk-bentuk kontravensi meliputi :

  • Kontravensi yang bersifat umum, seperti penolakan, keengganan, gangguan terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain, dan perbuatan kekerasan
  • Kontravensi yang bersifat sederhana, seperti memaki-maki, menyangkal pihak lain, mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran
  • Kontravensi yang bersifat intensif, seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, dan mengecewakan pihak lain
  • Kontravensi yang bersifat rahasia, seperti mengumumkan rahasia pihak lain dan berkhianat
  • Kontravensi yang bersifat taktis, seperti intimidasi, provokasi, mengejutkan pihak lawan dan mengganggu atau membingungkan pihak lawan.
Tipe-tipe umum kontravensi meliputi :

  • Kontravensi yang menyangkut generasi, misalnya perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda
  • Kontravensi yang menyangkut perbedaan jenis kelamin, misalnya perbedaan pendapat antara golongan wanita dan golongan pria
  • Kontravensi parlementer, misalnya pertentangan golongan mayoritas dengan minoritas di masyarakat.

     c.     Pertentangan atau konflik Sosial
Merupakan proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan jurang pemisah di antara mereka. Upaya untuk memenuhi tujuan mereka dilakukan secara tidak wajar dan tidak konstitutional yang saling menjatuhkan.

Sebab-sebab munculnya konflik meliputi :

  • Perbedaan pendapat
  • Perselisihan paham yang berkepanjangan yang mngusik harga diri serta kebanggaan masing-masing pihak
  •  Benturan kepentingan yang sama
  • Perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat yang berlainan kebudayaan
  • Perbedaan kepentingan politik, baik dalam satu negara ataupun antarnegara
Bentuk konflik atau pertentangan meliputi :

  • Konflik pribadi, yaitu konflik antar individu yang ditandai dengan rasa saling benci terhadap pihak lawan
  • Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik kebudayaan. Misalnya pertentangan antara ras kulit putih dan ras kulit hitam (negro)
  • Konflik antar kelas sosial, konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial. misalnya, konflik antar kaum pemilik modal dan buruh
  • Konflik politik, misalnya konflik antar pendukung parpol dan pemilu
  • Konflik internasional, pertentangan yang terjadi akibat perbedaan kepentingan antarnegara yang akhirnya menyangkut kedaulatan negara.
Akibat yang timbul karena suatu pertentangan (konflik) meliputi :

  • Bertambahnya solidaritas kelompok
  • Perubahnya sikap atau kepribadian, baik yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat positif maupun negatif
  • Terjadinya perubahan sosial yang mengancam keutuhan
  • Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi benturan fisik
  • Terjadinya negosiasi di antara pihak-pihak yang bertikai
  •  Timbulnya dominasi oleh salah satu pihak terhadap pihak lain.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau memperbaiki situasi, antara lain:

  • Kompromi, yaitu kedua belah pihak yang bertikai saling mengalah. Mereka saling memberi dan menerima kebijakan tertentu tanpa adanya paksaan
  • Toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghargai dan menhormati pendirian masing-masing pihak
  • Konversi, yaitu salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain
  • Coersion, yaitu penyelesaian konflik melalui suatu proses yang dipaksakan
  • Mediasi, yaitu penyelesaian suatu konflik dengan menggundang pihak ketiga yang netral dan berfungsi sebagai penasehat
  • Arbitrase, yaitu penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertikai
  • Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dalam suatu perundingan agar diperoleh persetujuan bersama
  • Ajudikasi, yaitu penyelesaian konlfik di pengadilan
  • Segregasi, yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertikai dalam rangka mengurangi ketegangan dan mengurangi konflik
  • Gencatan senjata, yaitu penangguhan konflik untuk jangka waktu tertentu sambil mengupayakan terselenggaranya upaya-upaya penyelesaian konflik.

Sumber :  Tim Sosiologi. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Yudistira

Currently have 0 komentar:


Leave a Reply